Oleh : Lutfi Ulu Mudin
Krisis iklim sekarang telah menjadi permasalahan global, permasalahan ini bukan lagi cuma menyangkut masalah lingkungan, tetapi sudah merambah seluruh sektor kehidupan. Dalam penanganannya di Indonesia masih kurang diperhatikan oleh pemerintah berbeda dengan penanganan Covid-19 yang terus-terusan menjadi headline di setiap media mainstream. padahal dampak dari krisis iklim ini sudah sangat terasa mulai dari cuaca yang tidak dapat diperkirakan lagi, kemarau yang berkepanjangan, ketinggian air laut naik dan lain sebagainya.
Salah satu contoh dampak yang nyata yang dirasakan petani adalah berubahnya waktu tanam mereka. Pola hujan yang tidak teratur, suhu yang meningkat dan kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi, hal tersebut merupakan beberapa masalah yang sedang dihadapi saat ini. karena masalah tersebut akan timbul masalah dalam segi ekonomi karena panen yang tidak menentu bahkan sering terjadi gagal panen harga komoditas makanan di pasaran akan menjadi tidak stabil.
“Petani tembakau di Selo itu, dia musim tanamnya udah mulai geser. Saya kira itu tidak terjadi di Boyolali aja, tetapi diberbagai tempat juga.” Jelas Patria
Permasalahan krisis iklim juga dirasakan oleh kalangan nelayan, perubahan iklim yang ekstrim mengakibatkan ekosistem laut juga berubah. migrasi ikan yang tidak terduga dan penurunan populasi ikan yang tergolong ekstrim mengakibatkan nelayan kesulitan dalam mencari ikan. dengan demikian secara langsung masyarakat pesisir lambat laun akan kehilangan mata pencaharian mereka. untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat harus dibantu untuk mendapatkan mata pencaharian alternatif untuk mengantisipasi memburuknya keadaan laut yang sudah tidak menentu.
“Kan nelayan mata pencahariannya itu bergandung pada alam, sedangkan alam saat ini sudah sulit diprediksi, cuacanya tidak menentu, kondisi lingkungannya juga sudah sudah rusak.” Jelas Patria
“Kami pendampingannya itu di batang deket pltu, semarang di tambak rejo yang diapit oleh industri satu lagi di demak di desa bedono yang diapit industri dan ada tol laut. Kami lebih ingin nelayan ini punya opsi mata pencaharian lain selain dari laut tapi berdasarkan dari potensi daerah mereka.” Lanjutnya
Di tengah perubahan iklim global yang semakin nyata, krisis iklim menjadi tantangan mendesak yang memerlukan perhatian dan tindakan serius. Kampus, sebagai pusat pembelajaran dan inovasi, memiliki peran penting dalam menanggulangi krisis ini. Ketika tantangan-tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidaksetaraan sosial semakin nyata, kampus ini tidak tinggal diam. Dalam hal ini we green sebagai lembaga kampus yang mempunyai komitmen terhadap peningkatan efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan peningkatan kualitas lingkungan dengan mendidik untuk menciptakan hidup sehat dan lingkungan belajar yang kondusif secara berkelanjutan dalam lingkup UIN Walisongo Semarang.
Saat ini langkah langkah yang telah diambil antara lain adalah dengan menata kembali lingkungan dengan tujuan untuk tetap mempertahankan ruang terbuka hijau tetapi dapat juga mempertahankan keindahan dari ruang terbuka hijau sendiri. Bapak Rusmadi menjelaskan bahwa “penebangan pohon di kampus itu sudah diperhitungkan, mungkin kemarin itu tujuannya membersihkan pohon yang menghalangi jalur kabel listrik, dan juga pohon yang ada di Juras itu juga kami tata agar nanti dapat digunakan sebagai tempat berkumpulnya mahasiswa.” Jelas beliau.
Dengan dampak yang sudah sangat kita rasakan seperti sekarang, seharusnya kita mulai sadar dengan bahaya krisis iklim ini apabila terus berimbas meluas. Kita bisa mulai mengurangi menanggulangi ataupun meminimalisir dampak krisis iklim dari diri kita sendiri. Hal-hal kecil seperti menanam pohon di kawasan rumah, menanam sayur untuk dikonsumsi sendiri, tidak menyia-nyiakan makanan yang bisa menimbulkan gas amonia, dapat menjadi budaya yang baik untuk mengurangi dampak krisis iklim ini. Sebaiknya kita sebagai mahasiswa lebih memperhatikan masalah sepele seperti ini karena lingkungan merupakan investasi jangka panjang yang kelak akan dirasakan oleh anak cucu kita.
Tinggalkan Balasan