Wajib Medan II Merupakan jenjang pendidikan yang harus kami tempuh setelah melaksanakan Wajib Medan I. Di sini kami mengaplikasikan materi rafting yang sudah kami pelajari selama masa bimbingan dan dilaksanakan di medan yang sebenarnya. Wajib Medan II ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan baik secara materi maupun praktek dengan pencapaian target yang lebih meningkat dibandingkan Wajib Medan I. Wajib Medan II juga menjadi bagian dari persiapan jenjang pendidikan terakhir yaitu Spesialisasi. Divisi Rafting melaksanakan Wajib Medan II pada jum’at – minggu tanggal 14 – 16 Juni 2024 di Sungai Serayu Banjarnegara.
![](https://mawapala.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2025/01/image.png)
Sebelum melaksanakan pengarungan, kami melakukan manajemen pra pengarungan seperti pembentukan panitia, kesiapan alat, kesiapan awak, perbekalan serta transportasi. Sebelum berangkat kami menyiapkan kelengkapan alat, konsumsi yang akan dibawa, menyiapkan surat izin maupun pemberitahuan kegiatan yang akan didistribusikan, serta memanajemen perjalanan menuju basecamp rafting serayu.
Jum’at, 14 Juni 2024, seluruh peserta berkumpul di basecamp mawapala untuk melakukan persiapan serta melakukan briefing perjalanan menuju basecamp arung jeram serayu. Perjalanan dilakukan dengan kendaraan motor dan memakan waktu sekitar 3 sampai 4 jam. Sesampainya di basecamp arung jeram serayu kami mendirikan tenda dan melaksanakan isama setelah itu kami melakukan evaluasi dan briefing untuk kegiatan serta melakukan packing alat, kemudian kami beristirahat.
Sabtu 15 juni 2024, kami bangun pukul 04.37 WIB untuk melaksanakan salat subuh kemudian pukul 05.00 WIB dilanjut sarapan serta persiapan. Pukul 06.47 WIB melaksanakan morning briefing serta penyampaian materi rafting, materi yang disampaikan meliputi pengertian rafting, etika, river signal, serta perlengkapan pribadi dan kelompok. Sebelum melaksanakan pengarungan dilaksanakan safety procedure dan body check.
![](https://mawapala.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2025/01/image-1.png)
Pengarungan dimulai pukul 08.00-08.25 WIB, di arus flat kami mengaplikasikan materi rafting seperti naik ke atas perahu pada pukul 08.25-08.37 WIB. Naik keatas perahu merupakan teknik, menaiki perahu ketika awak terlempar dari perahu merupakan teknik dasar dari self rescue. Ketika terlempar dari perahu sesegera mungkin mendekati perahu dan menarik boatline yang mengelilingi tabung perahu, angkat dan dorong badan ke dalam perahu dan segera mengambil posisi aman ketika sudah berada di perahu. Naik diatas perahu ini dilakukan oleh masing-masing kader dengan target berhasil tanpa alat bantu.
Pengaplikasian selanjutnya yaitu menaikkan korban ke atas perahu pukul 08.37-09.01 WIB. Menaikkan korban ke atas perahu merupakan salah satu bagian dari team rescue yang berfungsi untuk menolong korban yang hanyut atau terjatuh dari perahu dengan menaikkannya ke atas perahu. Target menaikkan korban ke atas perahu terlaksana dan berhasil dilakukan dua kali berhasil.
Pengarungan dilanjut pukul 09.17 WIB. Kami pengaplikasian renang jeram. Renang jeram yang dilakukan adalah renang defensif dan agresif. Renang defensif digunakan pada bagian sungai yang berjeram dan berbatu. Tekniknya adalah dengan cara kaki dan muka menghadap keatas dan membiarkan badan terbawa oleh arus sungai menuju hilir, jika terdapat dayung yang digenggam usahakan agar berada di atas dada, di atas permukaan air, untuk mencegah dayung menyangkut di bebatuan sungai. Renang agresif (gerakan seperti renang gaya bebas) digunakan untuk menepi ke pinggiran sungai dan menyelamatkan diri agar tidak terhanyut lebih jauh lagi. Cara berenang agresif, dengan cara berenang menghadap ke hulu dengan sudut 45° memotong arus utama. Dengan target dua kali renang jeram.
Pengaplikasian renang jeram selesai pada pukul 09.50 WIB, kemudian dilanjutkan beristirahat di tempat rest dan mengkonsumsi logistik yang sudah disiapkan untuk pengarungan hingga pukul 10.25 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian lempar throw rope ditempat yang sama hingga pukul 11.00 WIB, pengaplikasian lempar throw rope ini bertujuan untuk rescue korban yang hanyut di sungai dengan melemparkan tali sebagai alat rescue, teknik lempar throw rope dibagi menjadi tiga yaitu, melempar dari atas saat korban jauh, melempar dari samping saat korban banyak, melempar dari bawah saat korban dekat. Pada pengaplikasian lempar throw rope ini targetnya yaitu mencapai korban atau sejauh 3 meter.
Flip flop dilakukan ditempat yang sama pukul 11.00-11.35 WIB, teknik flip flop tersebut dilakukan dengan cara salah seorang awak atau lebih menaiki perahu yang terbalik. Kemudian menarik flip line dan berdiri sisi paling luar yang berseberangan dengan anchor flip line tersebut. Flip line ditarik sambil membebankan badan ke luar perahu, dengan cara demikian sisi perahu yang terikat flip line akan tertarik ke atas hingga posisi perahu kembali keposisi semula. Target dari pengaplikasian flip flop adalah berhasil dengan target waktu secepatnya, flip flop dilakukan secara bergantian oleh masing-masing kader. Setelah pengaplikasian flip flop selesai, pengarungan dilanjutkan hingga pukul 12.28 WIB hingga ke finish point. Setelah itu kami melakukan pemetaan jeram di jeram sebelum finish yaitu Jeram Sayonara, Peta merupakan suatu gambaran/kenampakan yang dipilih oleh bumi yang digambarkan dalam bidang datar dan diperkecil/diskalakan yang juga terdapat simbol-simbol didalamnya. Pentingnya peta adalah dapat menampakkan kenampakan 3 dimensi menjadi 2 dimensi pada bidang datar yang diskalakan. Peta mempunyai beberapa keterbatasan yang penting yaitu hubungan yang jelas antara objek-objek yang ditunjukkan. Misalnya jarak, arah, dan luas. Pemetaan ini dilakukan untuk memenuhi hasil kegiatan dan juga untuk memberikan informasi mengenai Jeram Sayonara, morfologi, kondisi sungai, serta jalur yang aman untuk dipetakan
![](https://mawapala.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2025/01/image-2.png)
Pemetaan selesai pada pukul 13.20 WIB kemudian kami kembali ke basecamp Arung Jeram Serayu menggunakan angkot dan sampai pukul 13.49 WIB, setelah itu kami melakukan portaging untuk menurunkan perahu dari angkot dan mengembalikan perahu ditempat penyimpanan. Kemudian kami mencuci peralatan yang kotor dan menjemurnya hingga kering. Pukul 14.20-15.40 WIB dilanjut dengan wawancara narasumber. Setelah melakukan wawancara kami melakukan bersih-bersih dan langsung dilanjutkan dengan isama hingga pukul 18.15 WIB. Pukul 18.15 WIB melakukan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan hari ini, evaluasi ini dilakukan agar kegiatan yang akan datang hal-hal yang kurang tidak terulang lagi, evaluasi selesai pada pukul 20.00 WIB setelah itu langsung beristirahat mengumpulkan energi untuk perjalanan kembali esok hari.
Minggu 16 juni 2024, bangun pukul 04.15WIB untuk melakukan salat subuh dan melakukan persiapan, setelah bersiap kami lanjut dengan masak untuk sarapan pada pagi ini, sembari menunggu masakan matang dilakukan cheklist agar tidak ada alat yang tertinggal, setelah itu sarapan dan dilanjutkan dengan packing. Setelah packing kami langsung berpamitan kepada penjaga basecamp dan melakukan briefing perjalanan kembali ke basecamp Mawapala. Setelah briefing selesai mulai melakukan perjalanan.
Tinggalkan Balasan