Posted :

in :

Mahasiswa Walisongo Pencinta Alam, yang sering di kenal dengan singkatan dan sebutan MAWAPALA, adalah Unit Kegiatan Mahasiswa di bawah naungan UIN Walisongo Semarang. MAWAPALA merupakan organisasi yang fokus pada kegiatan kepencintaalaman dan memiliki lima divisi utama: Gunung Hutan, Rafting, Caving, Rock Climbing, dan Konservasi Lingkungan Hidup. Organisasi ini juga menerapkan jenjang pendidikan bagi para anggotanya, mulai dari Warga Muda hingga Warga Penuh.Saat ini, kegiatan yang sedang dilaksanakan adalah Spesialisasi Divisi, yaitu tahap pemfokusan para kader untuk ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan minat mereka masing-masing. Pada tahap ini, kemampuan kader dalam memahami materi yang telah diberikan akan diuji secara langsung di lapangan. Kali ini, kader Divisi Gunung Hutan melaksanakan kegiatan Spesialisasi Divisi di Gunung Arjuno, Desa Tambakwatu, Pasuruan, Jawa Timur melalui jalur Tambaksari. Jalur Tambaksari terkenal dengan kesan mistisnya karena dulunya merupakan jalur ziarah atau kegiatan spiritual.

            Kegiatan Spesialisasi Divisi Gunung Hutan tahun ini memilih Gunung Arjuno sebagai lokasi untuk menerapkan materi yang telah dipelajari. Materi yang diterapkan mencakup Manajemen Perjalanan Rimba Gunung (MPRG), Navigasi Darat, dan Observasi. Peserta kegiatan ini terdiri dari enam orang, yaitu tiga kader Divisi Gunung Hutan: Akhmad Arifin (Kawan Olos), Alvi Wulan Yuliastuti (Kawan Genya), dan Syarifan Zaky (Kawan Kesang), serta tiga pendamping dari Warga Penuh: Arief Susila Budi (Kawan Landung), Alfiana Khoirunnisa (Kawan Pillow), dan M. Fahmi Idris (Kawan Dungkar).

          Aplikasi materi yang pertama, MPRG, MPRG  merupakan perencanaan dan persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan sebuah perjalanan.MPRG ini meliputi perencanaan, persiapan baik fisik, materi dan mental pelaksanaan, serta evaluasi kegiatan.Tahap ini juga mencakup manajemen perlengkapan dan perbekalan yang diperlukan untuk menunjang kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.

          Aplikasi materi yang kedua adalah Navigasi Darat, yang dilakukan dengan dua metode: manual dan digital. Pada metode manual, kami menggunakan teknik reseksi, yaitu menentukan posisi dengan orientasi medan nyata ke dalam peta. Proses ini melibatkan penentuan azimuth dan back azimuth dari dua tanda medan yang paling menonjol, kemudian menarik garis pada peta untuk mendapatkan titik perpotongan dan koordinat yang menunjukkan posisi kami. Sementara itu, metode digital dilakukan dengan memplot jalur pada GPS setiap jarak 200 meter dan setiap pos.

Aplikasi materi yang terakhir adalah Observasi, observasi sendiri dilakukan untuk mengumpulkan data, informasi, atau membuktikan kebenaran dari suatu penelitian.Observasi yang dilakukan melalui wawancara dengan tokoh masyarakat, penduduk sekitar, dan pengelola basecamp. Observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai basecamp, jalur pendakian, serta konservasi flora dan fauna di jalur pendakian.

            Hasil dari kegiatan Spesialisasi Divisi Gunung Hutan ini termasuk plotting jalur dan penentuan koordinat setiap pos.Adapun hasil plotting jalur secara manual yaitu :

NoNama ObjekKoordinatKetinggian (Mdpl)Jarak   (m)
Lintang SelatanBujur Timur
1.Basecamp07°46’51”112°39’30”8500
2.Pos 107°46’41”112°38’36”10621750
3.Pos 207°46’15”112°37’52”14371625
4.Pos 307°46’12”112°37’48”1486125
5.Pos 407°46’18”112°37’21”1753750
6.Pos 507°46’15”112°37’16”1891150
7.Pos 607°46’08”112°37’05”1987375
8.Pos 707°45’59”112°36’51”2237575
9.Puncak07°45’52”112°35’31”33392375

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *