Semarang, 21 april 2017. Pada hari jumβat pagi ini agak lebih berbeda, karena sedang ada acara seminar lingkungan yang bertemakan β Stop Abrasi, Selamatkan Bumi β. Acara ini adalah salah satu serangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Bumi sedunia oleh Mahasiswa Walisongo Pecinta Alam ( MAWAPALA ) di Gedung Audit 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.tidak hanya untuk memperingati hari bumi tapi acara seminar ini juga sebagai sarana pembelajaran kepada mahasiswa khususnya kepada mahasiswa Uin Walisongo tentang lingkungan yaitu tentang abrasi yang sekarang kian memprihatinkan.
Pukul 06.30 WIB pagi panitia sudah bersiap di tempat seminar untuk persiapan dan briefing panitia mulai 07.30 WIB. Pukul 08.00 WIB peserta mulai hadir, peserta yang datang dalam acara ini cukup banyak dan cukup antusias, sekitar 200an peserta hadir, mereka dari mahasiswa berbagai Fakultas di UIN Walisongo Semarang.
Kegiatan seminar ini dibuka mulai pukul 09.00 WIB oleh ketua umum MAWAPALA, kawan Ahmad Rouf Andriansyah. Acara berlangsung sekitar 2 jam sampai pukul 11.00 WIB, dimoderatori oleh kawan Ahmad Izzat Maimun dan berlangsung cukup menarik dan aktif dilihat dari antusias peserta saat bertanya dalam sesi diskusi.
Seminar lingkungan ini, dengan pemateri Prof. Dr. H. Mujiyono Abdillah MA ( Guru besar Green Islamic Religion UIN Walisongo Semarang ) dan Sri Wahyuni SH.MM ( Kepala bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan BLH Semarang ) memaparkan tentang Etika Lingkungan dalam Green Islamic Religion, Tentang Abrasi pantai dan Kondisi Pesisir di Semarang.
Menurut Pak Prof Mujiono , abrasi dan bencana lain bukanlah sebuah taqdir, melainkan faktor anthropogenik atau faktor kebiasaan atau pola hidup manusia yang kuirang baik, beliau juga menjelaskan sebab terjadinya abrasi seperti Pemanasan Global ( Global Warming ) karena Efek Rumah Kaca yang menyebabkan gletser di Kutub Utara Mencair, Sedimentasi ( Pendangkalan ) laut dan lain sebagainya.
Sedangkan Ibu Sri menambahi bahwa kondisi pesisir di Semarang seperti di Desa Trimulyo dan lainya setiap tahun mengalami pengikisan dan pengurangan jumlah daratan yang diprediksi akan terus bertambah dan bisa menyebabkan hilangnya suatu wilayah, Ibu Sri juga menjelaskan peran dari pemerintah untuk menanggulanginya seperti Hybrid Engineering yang dicetus oleh Ibu Susi selaku Mentri Kelautan, Water Breaking ( Pemecah Ombak ), Vegetasi melaui penanaman mangrove dan lain sebagainya.
Pukul 11.00 WIB acara selesai dan ditutup dengan pemberian vandel pada pemateri. Banyak kesan dan pesan dalam acara ini, semoga acara ini bisa tetap ada setiap tahunya dan memberi manfaat, khusunya menambah kesadaran pada sekitar tentang lingkungan.
Tinggalkan Balasan