Mahasiswa pencinta alam atau sering disingkat mapala, muncul di Indonesia sejak tahun 60-an yang dipelopori oleh beberapa mahasiswa Universitas Indonesia yang merasa jenuh akan hiruk pikuk kehidupan kota dan mencari ketenangan di alam bebas. Tepatnya pada tahun 1964 mereka mendirikan Mapala Prajnaparamita Fakultas Sastra UI lalu setelah itu berubah menjadi mapala tingkat universitas dengan nama Mapala UI. Istilah pencinta alam di Indonesia sudah dipakai sejak tahun 50-an oleh perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air yang bernama “Perkoempoelan Pentjinta Alam” atau disingkat PPA, perkumpulan ini berdiri pada tanggal 18 Oktober 1953 di Yogyakarta.

    Berawal dari itu maka gagasan untuk mendirikan MAPALA di setiap perguruan tinggi semakin banyak dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa yang suka berpetualang di alam bebas. Demikian juga oleh sebagian kawan-kawan mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Ide dasar berdirinya mawapala walisongo bermula dari pertemuan non formal beberapa MAPALA perguruan tinggi pada tanggal 26 oktober 1987 di puncak Gunug Merapi. Perwakilan dari Mahasiswa IAIN Walisongo oleh saudara Noor Rokhim dari Fakultas Tarbiyah. Kemudian sepulang dari pertemuan itu timbul suatu keinginan untuk mendirikan MAPALA di IAIN Walisongo Semarang.

    Keinginan tersebut baru terealisir setelah dikonfirmasikan dengan sejumlah mahasiswa/lembaga di lingkungan IAIN Walisongo dengan membentuk tim khusus yang beranggotakan 4 orang sebagai permulaan dari SENAT Mahasiswa. Tim khusus yang beranggotakan empat orang tersebut adalah Agus Nugroho dari Fakultas Dakwah, Syafiq dari Fakultas Syari’ah, Noor Rakhim dari Fakultas Tarbiyah, Ihsanudin dari Fakultas Ushuludin. Dari team khusus tersebut menyusun naskah pendirian dan menyebar angket kepada mahasiswa. Kemudian diadakannya sidang umum MPR IAIN Walisongo Semarang. Setelah berakhirnya sidang umum MPR, selang beberapa hari tepatnya tanggal 16 Maret 1988 diadakannya sidang terbuka di Gedung A5 Kampus 1 IAIN Walisongo Semarang dengan dihadiri 64 mahasiswa dari berbagai lembaga mahasiswa di IAIN Walisongo Semarang.

    Dalam sidang terbuka tersebut memutuskan dan menyepakati berdirinya organisasi baru yang bernama “MAHASISWA WALISONGO PENCINTA ALAM (MAWAPALA)” dengan dibentuk kepengurusan sementara. Hasil sidang berjalan sangat sulit, tetapi pada akhirnya dapat dirumuskan dalam bentuk AD/ART yang diangkat dan disetujui oleh kelembagaan yang membawahinya (saat itu BPKM).

    Eksistensi MAWAPALA diakui secara konstitusional sebagai organisasi resmi IAIN Walisongo dengan pengukuhan Sub. Komisariat BPKM No.28 yaitu tepatnya pada tanggal 6 Desember 1988.

    Berdirinya MAWAPALA terus menerus merambat ke permukaan kampus, puncaknya ketika menerima warga baru untuk pertama kalinya dengan mengadakan kegiatan lintas pantai di Kendal diteruskan dengan lintas medan di Benteng Portugis Jepara sampai ke Gunung Muria Kudus.

    Tanggal 21-26 Oktober 1989 BPKM mendelegasikan dua orang anggota MAWAPALA Noor Rokhim dan Umar Abdullah untuk mengikuti acara “Temu Wicara Dan Kenal Medan (TWKM)” pencinta alam se-Indonesia di MADAWIRNA IKIP Yogyakarta dan kader mawapala yang bernama Syafiq didelegasikan dalam acara kader konservasi lingkungan hidup di Perhutani Jateng. hasil dari pendelegasian tersebut semakin memperkokoh keberadaan MAWAPALA yang saat itu baru berdiri sebagai organisasi.

    Semenjak berdirinya MAWAPALA sampai saat ini, re-organisasi kepengurusan yang dilaksanakan secara kontinu telah menghasilkan nama-nama ketua MAWAPALA. Berikut ini daftar ketua MAWAPALA mulai dari periode 1987-2021:

No Nama No. MPA Periode
1 Ony Supriyanto 01.000.AP 1987 – 1988
2 M. Syafiq 01.001.AP 1988 – 1989
3 Saekhu 02.004.MR 1989 – 1992
4 Masykuri 02.006.MR 1992 – 1994
5 Beny Karnadi 05.068.CR 1994 – 1996
6 Joko Hartanto 06.113.GL 1996 – 1997
7 Latif Hidayat 08.151.AB 1997 – 1999
8 Hamdan 09.178.TP 1999 – 2000
9 Abdul Azis 11.201.TN 2000 – 2001
10 Indarto Ishaq 12.212.WP 2001 – 2003
11 Nurul Abror 13.231.SB 2003 – 2004
12 Misbahul Munir 15.261.GR 2004 – 2005
13 Sholahudin 14.236.HB 2005 – 2006
14 Abdun Nafi’ Al Fajri 17.278.AJ 2006 – 2007
15 Sihabudin 18.286.CS 2007 – 2008
16 M. Arif Mujib 18.284.CS 2007 – 2008
17 M. Sholihin 19.293.JA 2008 – 2010
18 Ahmad Aqil 20.318.AL 2010 – 2011
19 Ali Mahmudi 20.314.AL 2011 – 2012
20 Muwaffiq 21.319.AB 2012 – 2013
21 A. Ulfi Mirza 23.345.WT 2013 – 2014
22 Soim Wahyudi 23.356.WT 2014 – 2015
23 Almu’idul Afwan 26. 395.DB 2015 – 2016
24 Ahmad Izzat Maimun 27.398.MD 2016
25 A. Ro’uf Andriansyah 28.407.CK 2017
26 Farchi Nabila 29.426.PA 2018
27 Faqo Difa’i 29.425.PA 2019
28 Aji Muhammad 31.465.SA 2020
29 Sutiroh 30.459.CB 2021

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *