Posted :

in :

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan keseimbangan dan kelestarian Lingkungan. Banyak ayat-ayat Al Qur’an dan As-sunnah yang membahas tentang Lingkungan. Pesan-pesan al Qur’an mengenai Lingkungan sangat jelas dan Prospektif.

Dalam pandangan Islam, manusia adalah ciptaan tuhan yang dibentuk menjadi khalifah dan memegang tanggung jawab mengelola bumi dan memakmurkanya.
Allah swt berfirman : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah (Adam dari golongan manusia) di muka bumi… Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada malaikat… (QS. Al-Baqarah: 30 dan 31). Dengan dasar itulah manusia diberikan Allah kemampuan menundukkan alam dan membangun konsep-konsep ilmiah dari yang bersifat abstrak hingga yang konkret, yang menjadi dasar bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sebagai khalifah di muka bumi, manusia diperintahkan beribadah kepada-Nya dan diperintah meminta kebajikan dan di tangguhkan mencegah kerusakan. Dan janganlah kamu melakukan kerusakan di muka. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melakukan kerusakan (QS. Al Qasas:77).

Sejak penciptaan alam semesta, Allah swt telah memperlakukan sunatullah bagi ciptaan-nya sehingga senantiasa dalam keteraturan dan keseimbangan atau dikenal dengan “hukum alam”. Secara alami, alam akan memperbaiki dirinya sendiri bila terjadi ketidakseimbangan atau ketidakteraturan akibat adanya kerusakan oleh alam itu sendiri dan manusia.
Tuntunan Islam tentang keseimbangan alam sangatlah jelas sebagaimana firman Allah swt: Allah menjadikan tujuh langit, kamu sama sekali tidak melihat sesuatu yang tidak seimbang/serasi di dalam ciptaan Allah Yang Maha Rahman. Lihatlah berulang kali dengan teliti, adakah kamu temui sesuatu yang tidak seimbang/serasi (QS. Al-Mulk: 3).

Rasulullah memutuskan kerusakan lingkungan, mulai dari yang sangat kecil dan remeh seperti membuang kotoran (manusia) di tempat yang bisa menampung manusia. Abu Hurairah meriwayatkan sebagai Nabi bersabda, “Hati-hatilah terhadap dua macam kutukan”. Sahabat bertanya, “Apakah dua hal itu ya Rasulullah?” Nabi menjawab, yaitu orang yang mengeluarkan hajat di tengah jalan atau di tempat orang yang berteduh. Selanjutnya, hendaknya umat tidak merusak tanaman dengan memotong dahannya tanpa manfaat dan atau menoreh kulit batangnya. Rasulullah Saw bersabda, Siapa yang memotong pohon bidadara, maka Allah akan membenamkan kepalanya dalam neraka. (HR Abu Dawud). Rasulullah juga sangat peduli terhadap kelestarian satwa liar, sebagaimana diceritakan dalam riwayat Abu Daud. Rasulullah menegur seorang sahabat yang pada saat mengambil anak burung dari sarangnya.

Keseimbangan dan kelestarian alam sudah menjadi tolak ukur dalam pembangunan dan agamalah yang menjadi pedomannya. Karena Allah swt menciptakan alam beserta isinya untuk kemaslahatan manusia bukan untuk di rusak, tetapi untuk di jaga dan di lestarikan.
Banyak sekali anjuran-anjuran dalam Al qur’an dan Hadist untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Seperti firman allah swt : “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat? ( QS. Shad 27-28 ).

Sebagai umat islam kita juga perlu melakukan penanaman kembali atau reboisasi di setiap hutan yang gundul dan rusak seperti pembakaran hutan ataupun penebangan liar, untuk menjaga kestabilan lingkungan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang menghidupkan tanah mati, maka dengannya ia mendapatkan pahala. Dan apa yang dimakan oleh binatang liar, maka dengannya ia mendapatkan pahala. (HR Ahmad).
Sekarang, wabah pandemi Corona Virus Disease 19 / Covid-19 masih melanda di seluruh negara, termasuk Indonesia. Maka sudah tentu kita memahami dan bisa sadar untuk menjaga lingkungan dan kebersihan diri, terutama kaum Muslim yang menganut ajaran agama Islam yang rahmatan lil alamin. Mulai dari sering cuci tangan menggunakan sabun atau sanitizer, ganti pakaian setelah keluar rumah, menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya. Anjuran untuk mencuci tangan memang ada hadistnya Rasulullah SAW mengatakan, “Ketika bangun tidur, kamu seharusnya cuci tangan tiga kali sebelum beraktivitas karena dia tidak tahu kondisi tangannya saat malam hari.” (HR Muslim).
Dengan hadits ini sesungguhnya tidak ada alasan, khususnya bagi muslim untuk tidak cuci tangan. Ilmu pengetahuan telah membuktikan, cuci tangan adalah cara efektif membunuh virus dan bakteri penyakit termasuk Covid-19.
Seperti diceritakan Abu Hurairah, Rasulullah SAW mengatakan, “Seseorang yang memiliki unta sakit jangan sampai membiarkan unta tersebut makan dan minum bersama unta yang sehat.” (HR Ibnu Majah).
Hadits ini, sangat sesuai dengan kondisi dunia sekarang yang menekankan demi mencegah infeksi virus corona.

Lockdown dan WFH atau work from home juga dilakukan demi menekan risiko penularan yang lebih besar. Selain isolasi dan karantina, pola hidup bersih menjadi upaya efektif mencegah penularan virus corona antar manusia. Nabi Muhammad SAW telah menyatakan pentingnya menjaga kebersihan bagi kesehatan dalam hadits. Kebersihan bahkan menjadi sebagian dari iman seperti diceritakan Abu Malik at-Ash’ari.
Kebijakan lockdown ternyata sempat dilaksanakan di masa Rosulullah SAW saat muslim menghadapi serangan wabah. Beberapa wabah yang sempat terjadi misal kusta dan diare, bukan virus corona atau COVID-19 seperti yang menyerang sekarang. Lockdown telah ditulis dalam hadits. “Rasulullah SAW mengatakan, kematian akibat wabah adalah syahid bagi tiap muslim.” (HR Bukhari)
Hadist ini dinarasikan Anas bin Malik dengan derajat yang shahih. Dengan tetap di wilayahnya seorang muslim menekan risiko penularan pada orang lain.

Islam sangat memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Manusia sebagai khalifah diperintahkan selain untuk beribadah juga menjaga lingkungan dari kerusakan. Dengan kondisi saat ini adanya wabah covid-19 maka menjaga kebersihan dan lingkungan itu penting dan harus dilakukan. Seperti rajin cuci tangan dengan menggunakan sabun, karena Ini efektif untuk mencegah penyebaran virus, sering ganti pakaian setelah keluar, menjaga kebersihan rumah badan dan lingkungan.

Penulis : Mir’atus Sholekha (Kawan Pukat)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *