![](https://mawapalauinsmg.files.wordpress.com/2021/04/mawapala-20210328-5.jpg?w=780)
Rafting merupakan salah satu olehraga yang berada di sungai dengan mengandalkan arus sungai itu sendiri. Olahraga ini pun banyak digemari oleh masyarakat luas. Selain karena menyenangkan, olahraga ini tentu memacu adrenalin peserta. Namun dibalik keseruan setiap pengarungan sungai, tidak sedikit kecelakaan di air pun terjadi.
Hal ini terjadi karena kadang para peserta sering tidak memperhatikan dan mengabaikan prosedur keselamatan yang ada dengan alasan hanya akan bermain di air saja. Tentu saja hal ini bukanlah sesatu yang baik, mengingat olahraga ini memiliki resiko yang cukup bahaya. Selain dengan menaati prosedur keselamatan, pengetahuan tentang rafting sendiripun harus dikuasai, untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi selama dalam pengarunagn berlangsung. Minimal mengetahui untuk selalu menaati peraturan-peraturan yang ada tentang rafting sendiri. Peralatan dan perlengkapan yang memadai juga diperlukan agar keselamatan tetap mendapingi. Dan juga teknik-teknik dalam menyelamatkan diri pada saat arung jeram.
PENDAHULUAN
Rafting merupakan olahraga air yang mengandalkan arus atau debit air sungai untuk melakukan pengarungan tersebut. Karena olahraga ini menggunakan arus sungai untuk menjalankan perahunya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa olahraga ini termasuk dalam olahraga yang memiliki resiko tinggi walaupun berada di dalam air. Ini tentu saja menjadi perhatian untuk para pecinta olahraga air ini diperhatikan.
Selain peralatan yang digunakan, faktor alampun juga harus diperhatikan. Karena walaupun manusia hidup atas keprihatinan alam, alampun tetap bisa saja menjadi boomerang bagi manusia.
Karena hal-hal yang dilakukan di alam memiliki resiko yang cukup tinggi, maka diperlukan teknik-teknik untuk menyelamatkan diri sendri sebelum tim penyelamat datang,
sehingga kemungkinan untuk meninggal dapat diminamilisir.
PEMBAHASAN
Rafting merupakan olahraga air yang mengandalkan arus atau debit air sungai untuk melakukan pengarungan tersebut. karena olahraga ini menggunakan arus sungai untuk menjalankan perahunya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa olahraga ini termasuk dalam olahraga yang memiliki resiko tinggi walaupun berada di dalam air. Ini tentu saja menjadi perhatian untuk para pecinta olahraga air ini diperhatikan.
Selain peralatan yang digunakan, faktor alampun juga harus diperhatikan. Karena walaupun manusia hidup atas keprihatinan alam, alampun tetap bisa saja menjadi boomerang bagi manusia.
Karena hal inilah manusia dituntut untuk selalu waspada dan bersiap atas segala kemungkinan yang akan terjadi atas kehendak alam. Kewaspadaan ini tentu saja juga sangat diperlukan juga dalam berkegiatan arung jeram, mengingat kegiatan arung jeram adalah kegiatan yang berada di alam bebas.
Olahraga yang berada di alam biasanya memiliki resiko yang lebih tinggi daripada olahraga yang berada di dalam ruangan. Hal ini berlaku untuk arung jeram. Keterampilan dan pengetahuan tentang arung jeram sangat diperlukan untuk mendukung setiap kegiatan arung jeram, karena sudah banyak kegiatan arung jeram yang telah merengut nyawa manusia.
Banyak kasus-kasus yang bermuculan dengan tema arung jeram, entah karena peralatan yang kurang memadai hingga karena cuaca yang tiba-tiba tidak bersahabat dengan
manusia. Dari banyaknya kasus yang terjadi tersebut perlu diketahui terlebih dahulu apa bahaya yang mungkin akan terjadi saat melakukan kegiatan arung jeram.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam arung jeram :
Kondisi tubuh yang diharuskan untuk baik dan bugar karena akan berpengaruh dalam pengarungan
Memakai peralatan dan perlengkapan dengan baik
Memperhatikan pengarahan dan pelatihan dengan seksama
Memperhatikan cuaca. Apakah akan hujan atau tidak
Apabila terjatuh dekat lokasi undercut sebaiknya berekang agresif melawan arus dan berusaha menjauhi undercut tersebut.
Yang pertama, seperti yang terjadi di Sungai Serayu, Banjarnegara. Satu lokasi wisata Rafting ya barru dibuka di kabupaten Banjarnegara. Dalam kejadian ini total ada 6 korban yang teridentifikasi, 2 orang ditemukan meninggal dunia dan 4 orang ditemukan hidup dengan luka-luka.
Penyebab terjadinya hal ini dikarenakan keamanan dan keselamatan dalam arung jeram kurang. Walaupun perahu penumpang didampingi oleh seorang Guide dn diapit oleh Tim Rescue yang berjumlah 4 orang, tetap saja mereka juga merupakan manusia. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam rafting agar dapat meminimalisir adanya kecelakanaan yaitu mulai daari peralatan pribadi yang berupa pelampung, dayung, dan helm. Untuk peralatan kelompok berupa perahu, trhowrope, pompa, drybag, alat navigasi, peralatan kesehatan, peluit, rescue kit, repair kit, dan logistik. Lalu sebaiknya juga membawa baju ganti yang kering sehingga dapat berganti pakaian saat selesai kegiatan agar tidak sakit.
Lalu yang kedua, kecelakaan arung jeram terjadi di Sungai Pait, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pada kejadian ini terdapat total 3 korban, seorang mahasiswi ditemukan tewas dan 2 lainnya mengalami luka-luka.
Kecelakaan ini terjadi karena tiba-tiba tinggi permukaan air meningkat cepat dengan debit air yang cukup deras pada saat perahu yang ditupangi oleh Mahasiswa Pecinta alam ini sudah akan mencapai titik akhir pengarungan. Sehingga mengakibatkan perahu yang ditumpangi terbalik.
Perihal cuaca memang susah ditebak, namun peru diketahui bahwa cuaca sangatlah berpengaruh terhadap debit air di sungai dan lumayan beresiko apabila hujan. Walaupun di sungai memang sudah terdapat air, namun kederasan arus sungaipun perlu diperhatikan. Oleh karena itu diperlukan survei atau melihat ramalan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG agar dapat menghindari debit air sungai yang terlalu besar.
Dari kedua kejadian diatas, dapat dipahami bahwa walaupun manusia hidup di alam, alam tetaplah alam yang menyimpan banyak misteri yang tidak mudah ditebak.
Debit air yang tiba-tiba naik dan cukup deras menandakan bahwa susahnya menebak keadaan alam, yang bisa saja menyebabkan perahu terbalik dan penumpang akan jatuh kedalam air. Apabila para penumpang tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan bagaimana menyakapi hal ini, maka hal yang fatal akan terjadi.
Pengetahuan tentang bagaimana cara membalikan perahu (flip-flop) sangatlah diperlukan. Teknik-teknik ini perlu dikuasai.
Selain teknik membalikan perahu, terknik-teknik dalam self rescue juga sangatlah diperlukan, sebelum dilakukannya tim rescue. Pada saat melakukan selfrescue diharapkan swimmer untuk mengatasi kepanikan terlebih dahulu lalu setelah mngatasi kepanikan maka perhatikan sekeling. Pada self rescue terdapat 2 macam berenang di arus, yaitu :
Defensive swimming position
Defensive swimming position adalah berenang mengikui arus dalam posisi terlentang, kaki dalam keadaan rapat dan selalu berada di atas air untuk menghindari foot entrapment.
Aggresive swimming position
Aggressive swimming position adalah berenang dengan cara melawan arus. Dilakukan pada arus yang relatif tenang dengan posisi menghadap ke hulu.
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita/d-3910670/arung-jeram-siswa-smp-terbalik-di-banjarnegara-2-tewas-dan-4-luka(Dilihat pada 16 September 2020)
https://regional.kompas.com/read/2018/04/16/14170431/1-mahasiswa-pecinta-alam-tewas-dan-2-luka-saat-arung-jeram (Dilihat pada 18 September 2020)
https://manapalatasikmalaya.wordpress.com/peralatan-dan-perlengkapan-raftingarung-jeram/ (Dilihat pada 3 Oktober 2020)
https://retteradventure.com/keamana-dan-keselamatan-saat-melakukan-kegiatan-arung-jeram/ (Dilihat pada 3 Oktober 2020)
https://tempatwisataunik.com/info-wisata/keselamatan/bahaya-arung-jeram#:~:text=Salah%20satu%20bahaya%20arung%20jeram,ini%20terjadi%2C%20resikonya%20adalah%20kematian.&text=Selain%20dari%20itu%20bahaya%20arung,mengalami%20sedikit%20luka%20itu%20biasa. (Dilihat pada 3 Oktober 2020)
https://songaadventure.id/teknik-self-rescue-pada-olahraga-rafting-arung-jeram/ (Dilihat pada 3 Oktober 2020)
Penulis: Iin Nurlina
Tinggalkan Balasan