Doc. Mawapala

Desa Kedungwinong, berada di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Desa Kedungwinong merupakan desa dengan keunikan di daerahnya karena berada di daerah batuan karst. Mata pencaharian dari desa ini adalah sebagai petani, pedagang dan penambangan. Penambangan bebatuan disini sudah berjalan selama kurang lebih 13 tahun. Batuannya ditambang sebagai bahan pembuatan semen, tempat produksinya di Gubug. Tanggapan dari masyarakat desa ada yang positif dan negatif menganai penambangan ini. Penambangan ini berakibat pada adanya banjir. Sebelumnya penambangan disini masih dengan cara manual, sekarang lebih modern dengan menggunakan alat berat. Dengan mengadakan penambangan yang memiliki mitra, sekarang hasil dan pengerjaan tambang menjadi lebih efisien.

Desa Kedungwinong sendiri tidak memiliki pantangan baik itu untuk warganya sendiri maupun pendatang. Karena Kedungwinong memiliki arti sebagai tempat pengayoman, “Kedung” yang memiliki arti tempat dan “Winong” memiliki arti pengayoman. Pemberian nama desa sendiri adalah pengharapan bagi pendirinya agar desa ini menjadi tempat yang baik, sama seperti orang tua kita memberikan nama kepada kita.

Di Desa Kedungwinong sendiri memiliki adat Lolohan dibulan Apit yaitu sedekah bumi. Warga desa meramaikannya disetiap dukuh, kalau di Desa Gading ada acara paguyuban, di Dukuh ini gambusan, wayang kulit. Pada bulan Syura’ kumpul  Tapak Tilas Kendo Sentono. Pada malam satu Suro ini masyarakat mengheningkan cipta hingga jam 1 malam. ( Pranoto Utomo,35)

Doc. Mawapala

Desa Kedungwinong juga pernah digunakan untuk tebing pemanjatan MKM, desa ini terkenal dengan kedatangan para Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala). Desa Kedungwinong ini memiliki tebing yang unik dan yang layak untuk dipanjat terdapat 7 jalur. Dahulu untuk nama dari tebingnya sendiri sudah diberikan tanda, sekarang sudah hilang. Mungkin karena sudah tua lalu rusak atau ada anak-anak yang jahil karena ketidaktahuannya mengenai tanda tersebut. Selain daya tarik dari tebingnya, Desa Kedungwinong ini juga memiliki banyak goa. Dan untuk sumber air sendiri terdapat di Desa Dukuh Pacul.

Untuk pemanjatan tebing sendiri itu sudah lama dilakukan, tebing di desa ini adalah salah satu tebing yang dipasangi hanger pada saat event pemanjatan di seluruh Indonesia. Untuk pemasangan hanger sendiri itu banyak dari mapala-mapala. Pemanjatan disini banyak yang datang dari mapala seperti Kudus, Semarang, dan juga Salatiga. Dengan adanya pemanjatan di daerah sini dapat menambah pendapatan dari warganya dan menarik perhatian orang untuk berkunjung ke desa ini.

Panjat tebing sendiri adalah olahraga ekstrim yang menggunakan kemampuan baik itu fisik kita seperti kelenturan tubuh kekuatan otot tangan, kaki dan kekuatan dari jari-jari tangan. Panjat tebing sendiri memiliki teknik-teknik tertentu untuk pemanjatannya karena memanfaatkan cacat batuan yang ada. Pemanjatan juga memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) karena ini merupakan kegiatan di alam bebas yang harus kita perhatikan keselamatannya.

Dalam pemanjatan banyak yang kita harus persiapkan, tidak hanya fisik tetapi mental dan peralatan. Karena dalam pemanjatan membutuhkan tenaga yang banyak dan melatih kesiapan kita dalam segala hal. untuk cuaca di desa ini bisa terbilang sangat terik, untuk suhu bisa mencapai 34-35C.  Pada tebing ini untuk pemanjatan terdapat 3 jalur dan 8 hanger.

Rencana untuk pemanjatan sendiri akan dijadikan wisata dan pendidikan, tempatnya di Desa Bandeng Urip. Jadi, perekonomian bisa berjalan dan pendidikan juga jalan. Karena desa ini banyak dikunjungi oleh mahasiswa yang datang untuk KKN dan untuk Pendidikan pencinta alam. (Pranoto Utomo,35)

Sebagai pencinta alam kita tidak hanya tau tentang bagaimana kondisi alam tersebut tetapi juga kita mengetahui sejarah dan adat yang ada didaerah tersebut. Dimana kita berada kita harus selalu mematuhi dan menghargai adat dan kebudayaan disana. Desa Kedungwinong dengan segala kearifan lokal dan keindahan alamnya yang patut kita jaga agar saudara, adik, anak, cucu kita dapat menikmatinya. Disamping kita menjaga alamnya kita juga dapat berkontribusi untuk perekonomian dari warganya.

Penulis : Maharani Ananda P.S.P (Kawan Puja)

Divisi Rock Climbing 2021

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *