Posted :

in :

Mahasiswa Walisongo Pencinta Alam atau yang lebih dikenal dengan sebutan MAWAPALA merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa yang berada di bawah naungan UIN Walisongo Semarang. Mawapala merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang kepencintaalaman dan memiliki 5 divisi yaitu Gunung Hutan, Rafting, Caving, Rock Climbing, dan Konservasi Lingkungan Hidup. Mawapala memiliki jenjang pendidikan yang harus dilalui oleh para kader dari Warga Muda menuju Warga Penuh. Salah satu jenjang pendidikan yang sedang dilaksanakan kali ini yaitu Spesialisasi Divisi. Spesialisasi Divisi merupakan tahap pengerucutan di mana para kader ditempatkan berdasarkan kemampuan dan minat mereka masing – masing. Pada tahap ini kemampuan para kader dalam memahami materi yang telah diberikan akan diuji di medan sebenarnya. Kali ini kami kader Divisi Gunung Hutan melaksanakan kegiatan Spesialisasi Divisi bertempat di Gunung Sumbing Desa Lamuk, Wonosobo, Jawa Tengah melalui Jalur Gajah Mungkur. Jalur Gajah Mungkur terbilang jalur pendakian baru, karena baru saja dibuka pada Tahun 2019. Pada awalnya jalur ini merupakan tanah gersang yang kemudian diubah menjadi jalur pendakian yang hijau dan asri.

Kegiatan Spesialisasi Divisi Gunung Hutan pada tahun ini kami memilih Gunung Sumbing sebagai tempat untuk mengaplikasikan Materi yang telah kami dapatkan. Aplikasi materi yang akan kami terapkan yaitu Manajemen Perjalanan Rimba Gunung (MPRG), Navigasi Darat, dan Observasi. Peserta Kegiatan Spesialisasi Divisi Gunung Hutan ini beranggotakan 6 Orang dengan rincian 2 Kader Gunung Hutan yaitu Jamilah (Kawan Cenges) dan Alfiana Khoirunnisa (Kawan Pillow) beserta 4 pendamping dari Warga Penuh yaitu Muhaeimin Sulthoni (Kawan Plankton), Fitriah Nurhayati (Kawan AC), Aysah Putri Arifia (Kawan Hexa), dan Lutfi Ulu Mudin (Kawan Gembeng).

Aplikasi materi pertama yang kami terapkan yaitu MPRG. Pada tahap MPRG ini kami melakukan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi kegiatan. Tahap MPRG juga menjadi tempat untuk memanajemen segala bentuk perlengkapan dan perbekalan yang kami butuhkan untuk menunjang kegiatan sesuai dengan SOP yang berlaku. Tahap aplikasi materi yang kedua yaitu Navigasi Darat. Pada tahap ini kami melakukan Navigasi dengan 2 metode, yaitu Manual dan digital. Pada metode manual kami mengaplikasikan materi dengan melakukan resection setiap jarak 500 Meter dan setiap pos. Resection merupakan salah satu teknik navigasi untuk mengetahui di mana posisi kita berada dengan melakukan orientasi pada medan sebenarnya ke dalam peta. Tahap orientasi di medan sebenarnya dilakukan dengan membidik 2 tanda medan yang paling menonjol untuk mendapatkan Azimuth dan Back Azimuth yang kemudian ditarik garis pada peta untuk mendapatkan titik perpotongan dan koordinat. Titik perpotongan yang didapatkan merupakan posisi kita berada. Sedangkan untuk metode digital dilakukan dengan melakukan plotting jalur pada GPS setiap jarak 200 Meter dan plotting setiap pos. Aplikasi materi yang terakhir yaitu Observasi. Observasi ini dilakukan dengan metode wawancara dengan Pengelola Basecamp Pemuda Mandiri mengenai informasi Basecamp, Jalur Pendakian, dan juga Konservasi Sabana dan Ladang Edelweis yang ada di jalur pendakian.

Adapun hasil kegiatan Spesialisasi Divisi Gunung Hutan yaitu Plotting jalur dengan menemukan koordinat tiap pos. Adapun hasil Ploting jalur secara manual yaitu :

  1. Basecamp Pemuda Mandiri 07° 23’ 23”LS – 110° 00’ 50”BT
  2. Terminal Plerenan Sewatu 07º 23’ 01”LS – 110º 02’ 16”BT
  3. Pos 1 Sengaran 07º 23’ 00”LS – 110º 02’ 46’’BT
  4. Pos 2 Kazu Sawa 07º 22’ 58”LS – 110º 03’ 16”BT
  5. Camp Watu Talang 07º 23’ 01”LS – 110º 03’ 24”BT
  6. Pos 3 Gajah Mungkur 07º 23’ 04”LS – 110º 03’ 41”BT
  7. Camp Kandang Kidang 07º 23’ 03”LS – 110º 03’ 54”BT
  8. Pos 4 Gelar Wangi 07º 23’ 01”LS – 110º 04’ 12”BT
  9. Puncak Rajawali 07º 23’ 00”LS – 110º 04’ 16”BT

Dibuat Oleh : Jamilah dan Alfiana Khoirunnisa

Disunting Oleh : Lutfi Ulu Mudin

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *