![](https://mawapala.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/image-2.png)
Mahasiswa Walisongo Pencinta Alam atau yang biasa dikenal dengan sebutan MAWAPALA adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang berada dibawah naungan UIN Walisongo Semarang. MAWAPALA merupakan organisasi yang bergerak dibidang pencinta alam, yang terdiri dari 5 Divisi yaitu Divisi Konservasi dan Lingkungan, Gunung Hutan, Rock Climbing atau panjat tebing, Rafting atau susur sungaidan Caving atau susur goa. Mawapala memiliki jenjang pendidikan yang panjang dari Warga Muda sampai ke Warga Penuh. Salah satu jenjang pendidikan yang sedang ditempuh kali ini adalah Spesialisasi Divisi. Spesialisasi Divisi merupakan tahap dimana kader fokus pada salah satu Divisi, yang sebelummya sudah ditentukan di Pendivisian, dimana kader berkompeten di Divisi apa dari 5 Divisi tersebut. Pada jenjang ini kemampuan para kader dalam memahmi materi yang telah diberikan pada Masa Bimbingan akan diuji dimedan yang sebenarnya. Pada Spesialisasi kali ini, kami dari Divisi Konservasi dan lingkungan Hidup melaksanakan kegiatan yang bertempat di Gunung Merbabu Via Cuntel, Dusun Cuntel, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Jalur pendakian Cuntel merupakan jalur pendakian yang sudah ditutup dari tahun 2019 karena tidak ada pengelolaannya, sehingga vegetasi disana sangat rimbun. Kegiatan Spesialisasi Divisi Konservasi dan Lingkungan Hidup pada tahun ini kami memilih Gunung Merbabu sebagai tempat untuk mengimplementasikan Materi yang sudah diberikan. Implementasi materi yang akan kami terapkan yaitu Paradigma Etika lingkungan, Analisis Vegetasi, Observasi, dan Jurnalistik. Peserta kegiatan Spesialisasi Divisi konservasi dan Lingkungan Hidup beranggotakan 6 orang yang terdiri dari 2 warga muda yaitu Kamil Mahmud (Kawan Gobang) dan Fahmi Idris (Kawan Dungkar) beserta 4 pendamping yaitu Rizky Ariyadin (Kawan Tupai), Fitriah Nurhayati (Kawan Ace), Anggi Astuti (Kawan Sotel), dan Arief Susila (Kawan Landung).
Implementasi materi yang pertama yaitu Paradigma Etika Lingkungan, pada implementasi ini menerapkan bahwa kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul atau berkegiatan dengan lingkungannya. Paradigma Etika Lingkungan sebagai kerangka dasar berfikir dan yang menentukan manusia untuk bersikap dan bertindak yang sesuai dengan kebijaksanaan moral dalam berkegiatan dengan alam. Hal ini diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut tentang lingkungan atau alam dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Tahap implementasi materi yang kedua yaitu Analisis Vegetasi, pada implementasi ini kami melakukan Analisis Vegetasi dengan menggunkan metode kuadrat. Metode kuadrat adalah suatu metode dalam analisis vegetasi yang pada praktek petak contohnya diukur dalam satuan kuadrat. Ukuran luas petak contoh pada implementasi materi Spesialisasi Divisi Konservasi dan Lingkungan Hidup kali ini dengan menggunakan ukuran 10m x 10m. Analisis vegetasi dilakukan di 5 titik, yang disetiap titik dilakukan 2 pengambilan data analisis vegetasi. Titik analisis vegetasi yitu di pos1, pos 2, pos 3, pos 4, dan puncak. Setelah membuat plot maka selanjutnya adalah dengan mengambil data vegetasi yang ada didalam plot tersebut. Dalam pengambilan data dibagi menjadi 2 tim, setiap timnya terdiri dari 3 orang yang tugasnya adalah sebagai pengukur, labeling, dan notulensi. Pengukur bertugas untuk mengukur diameter dan tinggi tumbuhan yang berada didalam petak contoh. Labeling bertugas untuk memberi label pada spesies tumbuhan yang tidak diketahui namanya dan mengambil sampel tumbuhan serta dimasukan kedalam plastik klip. Notulensi bertugas untuk mencatat dari diameter, tinggi dan nama suatu tumbuhan, jika tidak diketahui namanya maka ditulis dengan spesies 1 dan akan diidentifikasi dibawah.
Kemudian untuk implementasi materi selnjutnya adalah Observasi, pada implementasi materi observasi kami menggunakan metode wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber. Narasumber wawancara pada Spesialisasi Divisi Konservasi dan lingkungan Hidup kali ini yaitu dengan Kepala Dusun Cuntel Bapak Joko atau yang biasa disebut Bapak Panjul dan Taman Nasional Gunung Merbabu Resort Kopeng dengan Bapak Hendro sebagai Pengendali Ekosistem Hutan. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara ini bertujuan untuk menggali informasi yang mendalam seputar Gunung Merbabu, vegetasi, dan sejarahnya. Jawaban dari wawancara ditulis dan direkam yang sebelumnya sudah meminta izin untuk melakukan perekaman.
Implementasi materi yang terakhir yaitu Jurnalistik, pada implementasi materi jurnalistik kali ini dari semua data yang sudah diperoleh diolah dengan merangkainya menjadi sebuah karya tulis berbentuk artikel ilmiah, artikel kegiatan, dan artikel observasi.
Tinggalkan Balasan