Gunung Merbabu merupakan gunung api bertipe stratovulcano yang tertinggi ke tiga di Jawa Tengah setelah Gunung Slamet dan Gunung Sumbing. Gunung yang berketinggian 3.145 Meter diatas permukaan air laut (mdpl) ini juga merupakan Jantungnya Pulau Jawa, karena yang terletak di tengah Pulau Jawa. Gunung yang secara administratif terletak di tiga Kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Magelang, Semarang, dan Boyolali. Pintu masuk jalur pendakian juga bisa diakses melalui tiga kabupaten ini. Gunung yang memiliki lima jalur pendakian yaitu jalur selo Boyolali, Suwanting Magelang, Wekas Magelang, Cuntel Kabupaten Semarang, dan Thekelan Kabupaten Semarang. Setiap jalur pendakian ini mempunyai medan yang berbeda bedadan pemandangannya.
Gunung Merbabu yang secara etimologi memiliki arti “Meru” yang berarti gunung dan “Babu” yang berarti perempuan. Gunung Merbabu dikenal juga sebagai gunung yang tidur meskipun sebenarnya memiliki 5 buah kawahyaitu Kawah Condrodimuko, Kombang, Kendang, Rebab, dan Kawah Sambernyowo. Kenapa bisa diartikan Gunung Merbabu berarti Gunung perempuan? Karena kalau kita naik gunung merbabu dan melihat kawah, itu sebenarnya mempunyai arti filosofis. Kawah Condrodimuko
itu seperti prosesi kelahiran yang mengandung dari dalam kandungan sampai melahirkan. Kawah Kendang itu kendang telinga sibayi yang baru dilahirkan dikumandang adzan. Kawah kombang atau kembang itu dalam bahasa indonesia berarti bunga, bunga yang menghasilkan madu. Seperti sifat dan karakter anak –anak yang suka dengan madu atau dengan yang manis – manis. Dan Kawah Sambernyowo itu berarti akhir dari semua kehidupan di dunia yang fana ini. Sebelah timur di pos 4 pemancar itu ada gunung dinamakan gunung Kendil, Kendil dalam bahasa jawa berarti alat yang digunakan untuk menanak nasi.
Puncak Merbabu Kenteng Songo terdapat alat yang digunakan untuk menumbuk padi, yang setelah ditumbuk akan diolah menjadi makanan. Jadi kalau kita naik gunung Merbabu bukan hanya pemandangan yang menakjubkan saja yang kita dapatkan tapi masih banyak lagi yang bisa didapatkan salah satunya situs peninggalan yang kaya akan nilai – nilai sejarah dan arti filosofis yang kita lihat sendiri saat melakukan pendakian di Gunung Merbabu.
Dahulu pada zaman mataram islam Gunung merbabu disebut juga Gunung putih yang pada zaman tersebut digunakan untuk melakukan pertapaan mulai dari raja, keluarga raja dan siapaun itu yang bertujuan untuk ritual – ritual atau lelakon. Setelah kedatangan belanda di indonesia juga memberikan dampak pada Gunung Merbabu. Peralihan fungsi gunung dengan memberi batas bambu. Untuk gunung yang diberi bambu yang atas merupakan hutan yang dikelola belanda dan yang bawah merupakan hutan yang dikelola masyarakat. Hingga pada akhirnya pada tanggal 4 Mei 2004 Gunung Merbabu ditunjuk sebagai kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu dengan luas 5.725 hektare. Kawasan ini penting untuk dilindungi karena sebagai sumber mata airbagi masyarakat yang tinggal disekitarnya.
Kawasan Gunung Merbabu yang menjadi Taman Nasional memberikan sumber mata air yang sangat melimpah dan digunakan untuk masyarakat yang berada di sekitaran gunung Merbabu. Upaya yang dilakukan masyarakat setempat untuk melindungi Gunung Merbabu agar pasokan airnya masih melimpah dan masih bisa digunakan untuk masyarakat yang lainnya maka masyarakat berupaya dengan menjaga hutannya. Upaya perlindungan hutan dengan menggunakan nilai – nilai adat salah satunya diadakannya ritual bersih sungai berbentuk slametan. Karena telah memberikan sumber mata air yang melimpah bagi masyarakat sekitar gunung Merbabu perlu kiranya dilakukan upaya untuk menjaganya. Karena air merupakan komponen utama dalam mendukung kehidupan makhluk hidup, jika tak ada air maka tidak ada pula kehidupan.
Masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya menjaga ekosistem hutan, merawat hutan, melindungi hutan merupakan capaian yang luar biasa. Karena kesadaran masyarakat sudah meningkat tentang pentingnya menjaga hutan dari kerusakan baik yang disebabkan oleh manusia maupun alam tentunya hutan akan semakin membaik pula, ketika hutan dan ekosistemnya sudah membaik sudah bisa dipastikan hutan akan memberikan pasokan sumber air yang melimpah bagi masyarakat yang melimpah. Slogan masyarakat yang saat itu diwawancarai adalah ”Alase Ijo, Banyune Gede, Rakyate Makmur”. Kesadaran masyarakat yang sudah meningkat ditambah Gunung Merbabu juga sudah ditunjuk menjadi Taman Nasional yang artinya benar – benar dilindungi oleh negara sungguh pemandangan indah yang ditawarkan oleh Gunung Merbabu selain dari keindahan alamnya saja, tetapi juga dari sosiologis masyarakatnya.
Layaknya seperti perempuan yang mempunyai sifat lemah lembut dan penyayang serta mempunyai arti filosofis yang membuat kita lebih mengerti tentang perjuangan perempuan dalam menyokong kehidupan. Gunung Merbabu berperan seperti perempuan yang melindungi masyarakat yang berada dibawahnya dan memberikan sumber penghidupan.
Tinggalkan Balasan