Posted :

in :

Oleh : Adi Candra Yudanto

Kota Semarang adalah ibukota Provinsi jawa tengah dengan jumlah penduduk yang padat. Jumlah penduduk yang tinggi di Kawasan Semarang mendorong percepatan pembangunan di Kota Semarang. Kemajuan pembangunan di Kota Semarang telah mengalami dinamika yang sangat pesat dalam berbagai hal, terutama dalam pembangunan fisik di Kota Semarang. Pembangunan fisik yang umumnya tidak memperhatikan kearifan lingkungan mengakibatkan berbagai masalah di Kota Semarang. Akibat dari banyaknya pembangunan di Kawasan Semarang, maka eksploitasi air tanah yang berlebihan mendorong turunnya muka air tanah diikuti penurunan muka tanah. Pembangunan di kawasan pesisir di Semarang yang menjorok ke laut. Adanya peristiwa perubahan iklim global juga mendorong pencairan es di kutub sehingga muka air laut semakin tinggi. Hal ini mendorong penurunan garis pantai di kawasan Semarang.

Sebagai salah satu metropolitan yang memiliki wilayah pesisir di bagian utara dengan garis pantai sepanjang +13 km. Semarang Utara Merupakan salah satu pusat perdagangan fungsi (Bagian Wilayah Kota) BWK III adalah sebagai kawasan perkantoran, perdagangan, dan jasa serta transportasi darat dan laut. Selain itu, BWK III juga ditetapkan sebagai kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi yang meliputi perumahan pusat kota serta kawasan industri. Wilayah Semarang Utara Tepatnya pada daerah pesisir sangat rentan terhadap tekanan lingkungan baik dari darat maupun laut.

Banjir rob di wilayah kota Semarang disebabkan karena perubahan iklim berupa naiknya tinggi permukaan laut, penurunan muka tanah, serta pengaruh dari pembangunan yang tidak tepat. Banyak hal mempengaruhi terjadi nya rob di wilayah semarang. tidak menutupi juga dampak yang ditimbulkannya. Dampak banjir rob dapat melumpuhkan perekonomian dikawasan tergenang karena tidak berfungsinya sarana dan prasarana yang ada. Selain itu banjir rob juga dapat menimbulkan kemacetan, merusak infratsruktur dan fasilitas umum, meningkatkan sebaran penyakit, hingga keberadaan sampah beserta lumpur di bantaran sungai.

Melihat kenyataan tersebut mengenai Kerusakan dan pengikisan secara perlahan di wilayah semarang utara ini, mendorong Mawapala Mengkaji dan mendiskusikan Bersama persoalan lingkungan ini Beserta Mengajak rekan-rekan Mapala PTKIN se-Indonesia untuk ikut serta memikirkan dan mencari solusi untuk masa depan kota Semarang tepatnya pada wilayah Semarang Utara dengan judul pengangkatan Isu Lingkungan: “ Tenggelamnya Semarang.”

Semarang merupakan Kota Metropolitan dengan Jumlah Penduduk yang tidak perlu diragukan jumlahnya. Ekonomi, Sosial Budaya, Pariwisata menjadi potensi masyarakat untuk tinggal di kota ini. Banyak Masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk tinggal di kota yang memiliki taraf hidup yang lebih baik di banding asal daerah masing-masing. Adanya dukungan fasilitas transportasi seperti pelabuhan dan stasiun kereta, perkembangan wilayah sebagai kawasan industri, dan kawasan komersial di Kecamatan Semarang Utara berperan dalam memberikan potensi ekonomi. Potensi tersebut tentunya menyebabkan tingginya aktivitas dan meningkatnya permintaan lahan untuk permukiman. Seiring meningkatnya jumlah penduduk di kota semarang pada pertengahan tahun 2023 yaitu 1.693.035 jiwa (Wikipedia), terdapat peningkatan pesat yang terjadi pada 5 tahun ke belakang yaitu sejumlah 1.668.578 Jiwa (Humas Kota Semarang) pada Tahun 2018 lalu.

Meningkatnya penduduk di kota semarang menjadikan kota semarang perlu memenuhi kebutuhan para masyarakat nya. Dari kebutuhan sandang, pangan, dan papan hal ini lah yang nantinya memicu penyebab banyak permasalahan yang terjadi pada kota semarang. pada daerah tertentu yang menjadi pusat perdagangan dan impor ekspor luar negri pun berada pada kota semarang tepatnya di wilayah semarang utara.

Semarang utara menjadi tujuan para transmigran dari berbagai daerah untuk mencari pekerjaan yang layak di kota semarang. Semarang Utara juga merupakan daerah BWK III yaitu sebagai kawasan perkantoran, perdagangan, dan jasa serta transportasi darat dan laut. Beberapa transmigran pun tinggal pastinya tidak jauh dari tempat perkerjaan mereka agar memudahkan akses transportasi.

Pada tahun 2018 terhitung banyak desa yang mulai meninggalkan daerah mereka terutama pada daerah pesisir beberapa diantaranya; Desa Tambaksari 70 Keluarga sekarang  tinggal 10 Keluarga, Desa Senik masih ada 1 keluarga dari 300 Keluarga, dan Desa Bedono 48 Keluarga Semula 220 Keluarga. Hal ini Diakibatkan utamanya adalah Bencana rob yang terjadi pada daerah pesisir.

Banjir pesisir atau rob adalah banjir yang terjadi karena masuknya air laut ke area daratan dan menjadi masalah utama pada daerah di Indonesia yang bersinggungan langsung dengan daerah pantai seperti Kota Semarang. Semakin tinggi penduduk maka semakin tinggi pula kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Hal ini yang menyebabkan faktor utama kebutuhan masyarakat yang harus terpenuhi dari segala aspek. Kebutuhan air bersih, kebutuhan pangan dan pemukiman yan bisa dijadikan tempat tinggal.

El Nino/Southern oscillation atau yang biasa dikenal dengan sebutan el nino suatu fenomena interaksi global yang membuat dampak besar bagi kelautan di dunia yang menyebabkan fluktuasi suhu permukaan air laut. Ancaman Besar bagi dunia saat ini Perubahan Iklim (Climate Changes) memang berdampak secara general pada seluruh lapisan di belahan dunia. Kenaikan muka air laut yang terjadi di Semarang tidak terlepas dari kenaikan muka laut global yang melanda seluruh dunia. Kenaikan muka laut global sendiri disebabkan oleh meningkatnya suhu global akibat peningkatan gas-gas rumah kaca dan bahan perusak ozon sehingga suhu yang semakin panas tersebut mencairkan es di kutub dan menambah volume air laut di seluruh dunia.

Kenaikan muka laut global bukan merupakan faktor yang dominan pada kenaikan muka laut yang terjadi di Semarang karena hanya mengakibatkan kenaikan sebesar 2,65 mm/tahun. Angin tinggi gelombang curah hujan, dan topologi tanah menjadi faktor yang sangat mempengaruhi perbedaan tinggi permukaan air laut dari muka daratan.

Adanya kenaikan muka laut tersebut juga diperparah dengan terjadinya penurunan muka tanah di Semarang. Kebutuhan kebutuhan Masyarakat setempat harus terpenui dengan maksimal hal inilah yang menyebabkan terjadi eksploitasi berlebihan (Over Eksploitasi) yang nantinya akan berdampak besar bagi penurunan muka air tanah (Land Subsidence) yang menjadi faktor utama perlahan air laut masuk pada Kawasan pemukiman warga. Penurunan tanah tersebut terjadi akibat peristiwa konsolidasi (pemampatan) dan pengambilan air bawah tanah yang berlebihan. penurunan muka tanah di wilayah pantai Semarang mencapai 2-20 cm/tahun.

Semarang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara. Kota ini merupakan pusat industri dan perdagangan karena merupakan ibu kota provinsi dan memiliki lokasi yang strategis. Wilayah ini memiliki potensi di bidang perdagangan dan industrialisasi. Namun, dengan adanya keuntungan yang didapatkan dari wilayah yang dekat dengan laut Jawa juga membawa salah satu dampak bagi masyarakat khususnya masyarakat pesisir salah satunya yaitu abrasi dan pasang surut air laut. Ditemukan bahwa di Kota Semarang, selama 100 tahun terakhir, erosi/abrasi pantai telah mengancam struktur dan penggunaan lahan di sepanjang pantai, sehingga mengakibatkan hilangnya kawasan pesisir

Daerah yang berada di kawasan pesisir bagian utara Kota Semarang sudah mengalami banjir rob sejak tahun 1990-an. Banjir pasang surut di Kota Semarang disebabkan oleh kombinasi dari kenaikan muka air laut dan penurunan tanah, Dampak dari terjadinya abrasi wilayah pesisir Semarang antara lain rusaknya mangrove karena diketahui bahwa wilayah Semarang juga kaya akan tumbuhan mangrove, tanah yang akan berubah menjadi lautan karena penurunan tanah yang diakibatkan oleh gelombang air laut yang terlalu besar, serta lahan tambak berkurang yang tentunya akan mengurangi hasil dari tambak tersebut dan kemudian berdampak pada keadaan ekonomi masyarakat pesisir. Dengan adanya fenomena abrasi yang terjadi secara terus – menerus nantinya akan menimbulkan permasalah lingkungan di sekitar pesisir.

Hal ini sehingga menyebabkan penduduk harus dapat beradaptasi dengan banjir pasang surut. Beberapa rumah harus ditinggikan memang karena bentuk adaptasi fisik terpaksa para warga harus meninggikan rumah nya agar menghindari tenggelamnya akibat dari banjir pasang surut. Beberapa tambak yang tergenang dan rumah yang ditinggalkan warga juga menjadi sarang penyakit. Genangan air kotor yang terjadi akibat banjir pasang surut menjadi sarang pertumbuhan bagi nyamuk penyebab demam berdarah.

Semarang merupakan daerah yang tercepat kedua di dunia dalam penurunan muka air tanah mencapai 2-20 cm/tahun. Faktor utama yang menjadi penyebab Semarang Tenggelam adalah Penurunan tanah yang besar disebabkan oleh penggunaan air tanah yang berlebihan, beban konstruksi yang melebihi batas kapasitas tanah, dan pembangunan industri di Kawasan reklamasi. Disamping itu, di Semarang saat ini belum mempunyai metode untuk menilai  ancaman bahaya, kerentanan dan resiko di wilayah pesisir akibat perubahan iklim  terutama untuk kenaikan paras muka air laut. Untuk menghadapi berbagai masalah Kota Semarang merupakan salah satu kota yang terletak di utara Jawa Tengah dan diperlukan nya alat yang memadai untuk menilai dan mempersiapkan terjadinya ancaman rob pada Kawasan pesisir Semarang ini.

Mangrove merupakan salah satu vegetasi yang cocok untuk daerah pantai karena dapat tumbuh di lingkungan dengan kadar garam yang tinggi. Tetapi sebelum kita melakukan sebuah rekondisi harus menyadari kebutuhan yang perlu di terapkan pada daerah pesisir. Perlu di pahami bahwa daerah pesisir merupakan daerah yang tinggi kerentanan terhadap Pasang surut air laut. Maka, perlu dilakukan pembuatan tanggul secara sistematis agar sebagai tembok utama pemecah ombak (APO) sehingga ombak tidak secara langsung menghantam daerah kawasan mangrove.

Beberapa gunung aktif di Indonesia memiliki alat menghitung parameter kesiapsiagaan agar masyarakat lebih dahulu mempersiapkan sebelum terjadinya bencana alam dan mengurangi resiko korban jiwa. Maka, pada daerah pesisir pun juga perlu dilakukan hal yang serupa. Agar para masyarakat yang hidup di daerah pesisir semarang mempersiapkan keadaaan mereka di saat akan terjadi nya pasang air laut.

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *