Posted :

in :

Oleh : Muhaeimin Shultoni

Bumi merupakan tempat tinggal semua mahluk hidup baik dari hewan manusia dan tumbuhan, Kehidupan di muka bumi ini semuanya saling berkesinambungan antara Manusia, Hewan dan tumbuhan tetapi ulah terbesar untuk melakukan perubahan atau revolusi adalah manusia. dalam sejarah dari zaman Paleistosen yang berlangsung dari berjuta-juta tahun manusia sudah mengalami kehidupan yang kondisi bumi membaik tetapi kondisi alam masih belum setabil, dari iklim, bentuk fisik bumi, dan berbagi factor alam lainya masih terus berubah. Oleh karena itu kehidupan pada zaman Peleistosen Terpusat pada kegiatan mempertahankan diri ditengah-tengah yang penuh tantangan dan kondisi alam masih belom begitu setabil. Dengan kemampuan manusia purba hidup dengan cara berburu dan meramu.

Tingkat penghidupan dikala Peleistosen yang awalnya sanggat sederhana, terus mengalami kemajuan dan perubahan sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan manusia dari waktu ke waktu. Perubahan dan perkembangan yang dialamai berjalan lambat dan ketergantunganya terhadap lingkungan.

Perubahan bentuk daratan Kepulauan Indonesia di kala Pleistosen tidak hanya disebabkan oleh gerakan pengangkatan (orogenesis) dan kegiatan gunung api (vulkanisme), tetapi juga turunnya muka laut. Di Pulau Jawa, daratan yang terbentuk akibat orogenesis adalah daerah Nanggulan. Sebagai akibat dari zaman glasial, laut yang dangkal berubah menjadi daratan dan muncullah Paparan Sunda, yang kemudian menghubungkan Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan dengan Asia Tenggara. Sedangkan di daerah Indonesia bagian timur muncul Paparan Sahul yang menghubungkan Irian dengan Australia. Dari hasil penelitian, diketahui pula bahwa sungai-sungai di Sumatera Timur dan Utara pada kala Pleistosen pernah bergabung menjadi sebuah sungai besar yang mengalir ke Selat Malaka.

Pengetahuan manusia semakin berkembang dan juga perbuatan manusia terhadap alam mengalami evolusi dan perubahan secara signifikan dari zaman ke zaman, Bisa dilihat dari beberapa tahap yang ada setelah zaman Pleistosen yang dimana dari Zaman Prasejarah dimana manusia sangat bergantung pada alam dan hewan untuk bertahan hidup. Manusia menjadi pemburu-pengumpul, bergantung kepada sumber daya alam untuk mencari makan, perlindungan dan bahan mentah. Waktu semakin berjalan dari adanya mnusia dengan pengalam tersebut mulailah manusia memikirkan dan manusia mulai menanam untuk bahan kehidupan yang ada karena mulai sadar dengan adanya kondisi alam yang semakin terbatas, manusia tidak bisa terus menerus mengambil sumber makanan dari alam. Manusia mulai menanam dan menajadi tongga penting dalam sejarah manusia.

Manusia mulai mengelola tanah untuk bercocok tanam dan beternak hewan. Ini menciptakan hubungan lebih intens antara manusia dan alam, karena mereka mengendalikan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Berlanjut pada zaman peradaban Kuno seperti Mesir, Mesopotamia, dan China kuno mengembangkan sistem irigasi dan teknologi pertanian yang lebih maju. Sementara itu, penggunaan sumber daya alam seperti kayu untuk konstruksi dan energi menjadi lebih sistematis.  dari sini manusia sudah mulai mengeksploitasi sumber daya alam yang ada dan diperjual belikan. Masa Zaman penjajahan dan kolonisasi dimana perbuatan keji manusia terhadap alam sudah marak dan besar dan mulai memanfaatkan alam yang asri mulai jadi gersang dan membuka peluang eksploitasi sumber daya alam di berbagai belahan dunia. Kolonisasi menghasilkan eksploitasi alam yang lebih intensif, termasuk eksploitasi hutan, pertambangan, dan pertanian di skala besar.   Pada zaman revolusi industri pada abad  ke-18 dan ke-19 menyebabkan perubahan dramatis dalam cara manusia menggunakan sumber daya alam. Penggunaan energi batu bara dan pertumbuhan industri massal meningkatkan tingkat eksploitasi sumber daya dan mengakibatkan masalah lingkungan yang serius. 

Masuk pada zaman abad ke-20 dan Abad ke-21 perkembangan teknologi modern membawa dampak besar dan Peningkatan penggunaan bahan bakar fosil, deforestasi, polusi air, udara, dan tanah menjadi masalah global. Kesadaran akan dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan semakin meningkat, dan gerakan pelestarian alam mulai muncul. semakin tercemar serta mulai banyak masalah serta bencana yang ada karena ulah manusia. Pada era Teknologi Informasi dan Kesadaran Lingkungan, terjadilah eksploitasi besar-besaran dan banyaknya peralihan lahan dan penggundulan hutan dan pemanasan global dan bencana alam sering terjadi hingga musim atau cuaca pun tidak sesuai siklus dan sulit di tebak. Dari sini manusia mulai sedikit sadar dengan kondisi alam yang mulai hancur karena ulah sendiri demi kepentingan pribadi. Manusia juga mulai banyak kegiatan yang bertujuan untuk menjaga alam serta membatasi eksploitasi secara besar-besaran dan merajalela hingga masuk pada tantangan Global saat ini.

 Dimana perubahan iklim, penurunan keanekaragaman hayati, dan krisis lingkungan lainnya menjadi tantangan global yang membutuhkan kerjasama internasional untuk mencari solusi. Upaya pelestarian alam, pengembangan energi terbarukan, dan praktik berkelanjutan menjadi fokus utama dalam mengatasi dampak negatif manusia terhadap alam. Maka yang bisa kita lakukan sebagai manusia yang sangat berdosa besar dan telah merampas fungsi alam dan keadaan alam yang asri sekarang menjadi alam yang sudah tidak baik-baik saja, maka kita harus berpikir kembali dan melakukan penjagaan terhadap alam dan menjaga kebersihan baik berupa sampah hingga penanaman pohon di lahan yang kosong dan gersang dan memperbanyak ruang hijau untuk mengatasi pergolakan pemanasan global yang semakin kesini semakin parah.  

Sumber : https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/05/105411679/keadaan-alam-pada-kala-pleistosen?page=all                                              

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *