Desa Mendolo terletak di Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan, lokasi ini
masuk salah satu dari 16 lokasi prioritas untuk habitat Owa di Jawa Tengah. Hutan Mendolo
terletak di sekitar Desa Mendolo, juga merupakan kawasan hutan dengan status hutan
produksi, yang masuk dalam pengelolaan Perum Perhutani, KPH Pekalongan Timur. Hutan
Mendolo berada diketinggian 600 mdpl dengan luas 140,11ha/m2
.
Desa Mendolo terdiri dari beberapa dusun, termasuk Dusun Mendolo Wetan, Dusun
Mendolo Kulon, Dusun Krandegan, dan Sawahan. Perjalanan antar dusun memakan waktu
sekitar 1/5 jam. Hutan Mendolo memiliki beberapa wilayah bukit yang berbeda. Meskipun
demikian, satwa endemik di wilayah ini tetap terdapat persamaan dengan satwa dari wilayah
bukit lainnya, perbedaannya terletak pada spesies tumbuhannya. Selain itu, Program
penanaman dilakukan oleh Paguyuban Petani Mendolo (PPM), fokusnya adalah tanaman
jangka panjang seperti pohon kopi, bedon, bringin kluek, dan durian. Tanaman-tanaman ini
tidak hanya untuk konservasi pertanian tetapi juga untuk mendukung perkembangan owa
karena mayoritas habitatnya terletak di perbukitan.
Sebelum masuk ke Desa Mendolo kita sudah di sambut dengan suasana dari kawasan
tersebut, dengan keaslian alamnya dan sungai yang berada di bawah bukit Mendolo masih
terjaga ekosistemnya, salah satunya yaitu sungai yang di buktikan dengan keberadaan ikan
yang masih hidup dikarenakan air sungai masih sangat jernih dan terjaga dari bahaya yang
mengancam. Dengan berdirinya papan informasi terkait peraturan “tidak boleh mengambil
jenis ikan yang berada di sungai dengan cara apapun” guna menjaga ekosistem ikan
tersebut agar tetap lestari.
Desa Mendolo memiliki sebuah komunitas yaitu Paguyuban Petani Muda (PPM).
Komunitas tersebut merupakan sebuah komunitas pemuda pengamat yang terbentuk pada
tahun 2019. Awal mula terbentuknya komunitas tersebut terdapat 10 orang dan seiring
berjalannya waktu kini bertambah menjadi 15 orang yang terdiri dari Pengelola Hutan
Mendolo dan terdapat beberapa divisi didalamnya. Komunitas tersebut memiliki banyak
program kerja didalamnya. Mereka memanfaatkan desanya menjadi sebuah desa ekowisata
dimana mereka melibatkan masyarakat sekitar dalam pengelolaan Hutan Mendolo. Konsep
ekowisata tersebut warga turut terlibat dalam peningkatan perekonomian dengan cara
memanfaatkan rumah mereka sebagai tempat penginapan setiap pengunjung yang datang.
PPM merupakan paguyuban petani mendolo yang terbentuk karena pengelolaan dan
pengolahan kebun kopi di desa Mendolo. Terbentuknya PPM Mendolo berawal pada tanggal
18 Agustus 2019 yang memliki fokus pada pengelolaan dan pengolahan perkebunan kopi.
Desa Mendolo tidak hanya fokus pada pengolahan dan pengelolaan perkebunan kopi tetapi
mereka mulai melakukan penanaman dan pengembangan tanaman durian. Pada Tahun 2020
dilaksanakan trip durian di Desa Mendolo yang mendatangkan pengunjung dari berbagai
daerah, sebagian dari pengunjung tersebut melihat kekayaan tersembunyi di Desa Mendolo.
Kekayaan yang tersembunyi yang dimaksudkan adalah banyaknya spesies burung
mempesona yang menarik minat sebagian pengunjung trip durian, beberapa dari mereka
merupakan fotografer. Sebagian pengunjung trip durian yang menyadari akan hal itu
memberikan saran kepada pengelola Hutan Mendolo untuk mulai melakukan pengamatan
terhadap burung-burung di Hutan Mendolo. Setelah kegiatan trip durian para pengelola Hutan Mendolo mulai melakukan observasi, dan mereka menemukan suatu fakta bahwa burungburung yang berada di Hutan Mendolo dapat membantu dalam penyerbukan pada tumbuhan yang mereka tanam. Selain itu, trip durian juga membawa dampak positif bagi perekonomian
mereka, karena banyaknya fotografer yang datang karena penasaran dengan keindahan
burung di Hutan Mendolo. Secara tidak langsung mereka menjual burung tersebut tanpa
mengganggu siklus kehidupan dan mengambil mereka dari habitat aslinya. Tergugah dari
para pengunjung trip durian PPM Hutan Mendolo mulai melakukan konservasi dan
pengamatan terhadap spesies burung yang tersebar di Hutan Mendolo. Dorongan yang
muncul dari para wisatawan tersebut kini memberikan banyak dampak positif terhadap PPM
Hutan Mendolo serta warga sekitar. Mulai banyak orang yang datang karena penasaran
ataupun memiliki tujuan tertentu seperti penelitian dan pengambilan gambar untuk para
fotografer. Warga juga mendapatkan dampak positif dalam perekonomian mereka karena
Desa Mendolo telah dikonsep menjadi desa ekowisata yang melibatkan warga sekitar dalam
penyediaan penginapan untuk para pangunjung. Selain itu warga juga turut berperan dalam
konservasi serta penglolaan kebun kopi dan durian yang berada di Desa Mendolo.
Program kerja lainnya yaitu Paguyuban Petani Muda (PPM) menggelar acara tahunan
yang disebut “Ramban” untuk merayakan Hari Pangan. Dalam acara ini, semua warga
mengumpulkan hasil panen tanaman atau sayuran, lalu mengolahnya menjadi makanan yang
kemudian dinikmati bersama. Melalui kegiatan ini, PPM Mendolo dapat mengidentifikasi dan
mempelajari ragam jenis makanan yang sesuai untuk dikonsumsi oleh penduduk lokal.
Saat menjalani program kerja, PPM memiliki beberapa kendala yang dihadapi salah
satunya masih adanya pemburuan liar yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah melakukan patroli rutin di setiap lokasi untuk
mencegah kejadian pemburuan liar. Selain itu, mereka juga memasang papan peringatan di
area-area tertentu agar jelas bahwa kawasan tersebut terlarang bagi pemburu pada malam
hari, sehingga pemburu tidak dapat bersiap-siap untuk berburu.
Kegiatan yang kami lakukan menemukan banyak keindahan tersembunyi di Hutan
Mendolo. Kami menemukan banyak keanekaragaman flora dan fauna yang ada di Hutan
Mendolo. Vegetasi yang mendominasi yaitu kopi karena dari masyarakatnya sendiri
memanfaatkan dari tumbuhan tersebut sebagai mata pencarian mereka. Tidak hanya kopi
banyak vegetasi yang hidup di Hutan Mendolo antara lain pohon durian, kluwek, pohon
beringin, dan masih banyak lagi. Selain vegatasi yang tumbuh di Hutan Mendolo, terdapat
beberapa jenis fauna terutama jenis burung yang dapat di jumpai di Kawasan Mendolo itu
sendiri diantaranya, Sepah Hutan (Pericrocotus flammeus), Elang Jawa (Nizatus bartelsi),
Luntur Harimau (Harpactes oreskios), Bondol Blingis (Erythrura parasina), Cekakak Batu
(Lacedo pulchella), Merbah Corak-corak (Pycnonotus simplex), Delimukan Zamrud
(Chalcophaps indica), Takur Tenggaret (Psilopogo), Alap-alap (Falconidae), dan Walet
Linci (Apodidae).
Tinggalkan Balasan