Posted :

in :

Senin – Jumat, 24 – 28 Juni 2024 Divisi Rock Climbing  Mawapala UIN Walisongo Semarang melaksanakan kegiatan Wajib Medan II di Tebing Telung Lintang yang terletak di Desa Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Kegiatan ini diikuti oleh 7 peserta yang terdiri dari 3 Kader Rock Climbing,  dan 4 pendamping. Tujuan dari kegiatan Wajib Medan II ini adalah mengaplikasikan materi untuk meningkatkan keterampilan yang telah diperoleh pada Masa Bimbingan. Materi yang diajarkan meliputi Runner to Runner, Top Cleaning, Artificial Climbing, Hanging belay, dan Pemetaan jalur tebing.

Aplikasi materi dilakukan pada hari Selasa, 25 Juni 2024 pada Jalur Nomor 11 dengan aplikasi materi pemanjatan Runner to Runner dan top cleaning dengan target hingga top hanger. Pemanjatan pertama dilakukan oleh Syarif Mustofa (Kawan Gotri) sebagai leader dan di belay oleh Silmy Zulfatun (Kawan Dori), dilanjutkan dengan pemanjatan kedua oleh Silmy Zulfatun (Kawan Dori) yang di belayer oleh Achmad Rizqy (Kawan Petang) pemanjatan terakhir oleh Achmad Rizqy (Kawan Petang) yang di belayer oleh Syarif Mustofa (Kawan Gotri). Selama pemanjatan, dilakukan pengukuran jalur oleh Kader Rock Climbing yang kemudian data dari jalur tersebut akan diolah menjadi Sketsa Tebing sebagai infografis dari Tebing Telung Lintang. Terdapat 8 hanger pada Jalur Nomor 11 dengan ketinggian sekitar 13 meter.

Aplikasi materi kedua yang dilakukan adalah aplikasi Pemanjatan Artificial Climbing dan Hanging belay yang dilakukan pada Jalur Nomor 26. Pada aplikasi materi ini, Kader harus membuat pengaman dan jalur sendiri menggunakan natural anchor berupa lubang tembus dan rekahan yang terdapat pada tebing. Pemanjatan artificial pada hari Selasa dilakukan oleh Silmy Zulfatun (Kawan Dori) dan di belay oleh Achmad Rizqy (Kawan Petang), setelah selesai membuat jalur kader melakukan hanging belay yaitu teknik belaying yang dilakukan dari atas tebing. Hanging belay dilakukan oleh Silmy Zulfatun (Kawan Dori) sebagai belayer dan Achmad Rizqy (Kawan Petang) sebagai pemanjat kedua. Selama pemanjatan, kader juga melakukan pengukuran jalur yang dibuat hingga top jalur

Selain melakukan aplikasi materi pemanjatan, kader juga melakukan observasi wawancara kepada salah satu anggota Pokdarwis yang mengelola tebing tersebut bernama Bapak Tarmuji. Pada observasi wawancara beliau menjelaskan mengenai sejarah dari Tebing Telung Lintang, awal mula perintisan jalur, dan apa saja yang harus disiapkan saat akan berkegiatan di Tebing Telung Lintang. Hasil dari observasi wawancara tersebut diolah menjadi artikel observasi

Rabu, 26 Juni 2024 merupakan hari terakhir aplikasi materi yang dilakukan oleh Kader. Kader kembali mengaplikasikan pemanjatan Artificial Climbing dan Hanging belay pada Jalur Nomor 26. Pemanjatan Artificial Climbing  tersebut dilakukan oleh Syarif Mustofa (Kawan Gotri) sebagai leader dan Silmy Zulfatun (Kawan Dori) sebagai Belayer, setelahnya dilakukan teknik Hanging belay yang oleh Syarif Mustofa (Kawan Gotri) sebagai Belayer dan Silmy Zulfatun (Kawan Dori) sebagai pemanjat kedua. Pemanjatan Artificial kedua dilakukan oleh kawan Achmad Rizqy (Kawan Petang) sebagai leader dan kawan Achmad Rizqy (Kawan Gotri) sebagai Belayer lalu melakukan teknik hanging belay seperti pemanjatan sebelumnya. 

Malam harinya, seluruh peserta kegiatan melakukan packing dan kembali ke rumah Muhammad Dimas (Kawan Chana Maru) untuk beristirahat dan melakukan pengolahan data hasil kegiatan. Jumat, 28 Juni 2024 seluruh peserta kegiatan kembali menuju ke Semarang dengan menggunakan kereta dan tiba di Basecamp Mawapala.

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *